The
Last Assassins
Summary: Seorang Assassin yang mengikuti jalan seorang Mentor Assassins.
Genre: Adventure/Romance
Rate: M for Strong language and blood.
Disclaimer: Ryuka Strucked
Warning: Typo, OOT, dan kekurangan lainnya, penanggalan menggunakan DD-MM-YYYY
Cast: Alex hawkeye , Teressa Highen , warga, Andrew Strucker, Connor
Kenway, Helena Hills, Sam Lox, Clarissa Hawkeye dll.
Chapter
4: The new mission
Boston,
Massachusetts 01-10-1724
Normal POV
“akhirnya aku sampai di Boston... 4 bulan di lautan membuatku bosan.
Sebelum misi sebaiknya aku mempertajam perlengkapanku di pandai besi.” Pikir
Alex ketika sudah menginjakkan kakinya di pinggiran kota boston. “Sir dimana pandai besi didekat sini?”
Tanya Alex ketika ia menemui seorang pejalan kaki. “kau lurus saja. Lalu saat
kau dipertigaan belok kiri disana akan ada took dengan papan pandai besi
diaasnya”. “Terima kasih Sir” “sama
sama nak”
Setelah mendapat jalan menuju pandai besi
Alex pun melangkah kearah jalan yang ditunjukkan oleh pejalan kaki tadi. Setelah
belok kiri dari pertigaan, Alex memang menemukan pandai besi tapi ia dihadang 4
Bandit.
“kenapa ada Bandit dikota yang aman
ini?”Tanya Alex dalam hati. Dengan cepat para bandit mengelilingi Alex dan
dengan sigap Alex mengeluarkan hidden bladenya yang ada di tangan kanan lalu
menusuk salah seorang bandit yang berada
di samping kirinya. Lalu, ia membuang pisau yang dipegang bandit yang berada
dikirinya kearah parit. Setelah itu Alex mengeluarkan pedangnya dengan tangan
kiri. 3 lawan 1 sepertinya itu tidak membuat Alex gentar. Ia menembak perut
bandit yang ingin menerjangnya dengan pecahan botol. 2 lawan 1. setelah itu
Alex melompat untuk menghindar dari tembakan Bandit yang berada 2 meter dari
tempatnya. Tembakannya memang meleset namun cukup untuk menggores bahu kiri
Alex. Dengan ketepatan yang mematikan Alex melempar pisau dari sakunya dengan
tangan kanan yang tentunya hidden bladnya sudah ditarik kembali. 1 lawan 1.
“Am-ampuni aku” ucap bandit terakhir dengan suara memelas sambil berlutut
didepan Alex. “Requiescat in pace” ucap Alex dengan dingin lalu menebas kepala
Bandit terakhir dan mengelap darah dipedang nya dengan baju bandit tadi.
Setelah bersih, Alex pun mendekati pintu toko
pandai besi dan mengetuknya. “silahkan masuk” kata seorang pemuda dari dalam
toko saat Alex mengetuk pintu. “apa yang bisa kubantu?” “saya ingin mempertajam
senjata ini” jawab Alex sambil mengeluarkan pedang, pisau kecil, dan Hidden
Bladenya. “ka-kau Assassin?!?!” ucap pemuda tadi kaget saat melihat hidden
blade milik Alex. “kenalkan namaku William Longduck. Kau tidak perlu
memperkenalkan dirimu. Kau pasti Alex Hawkeye Assassin terhebat di Inggris” sembari
membungkuk menghadap Alex “kau terlalu berlebihan nak.” Ucap Alex ketika
mendengar pujian itu. “Silahkan kau duduk disana aku akan mengerjakan ini” kata
William sambil menunjuk sofa di dekat pintu masuk.
Sambil menunggu Alex menanyakan beberapa
hal. Dan baru Ia ketahui bahwa di Amerika sudah tidak ada assassins lagi. Dan
William dulunya adalah seorang Assassin menurutnya Assassins di Amerika sudah
tidak ada lagi sejak awal tahun 1700-an. Tapi William mengatakan bahwa masih
ada seorang Assassin yang aktif. Assassin itu bernama Connor Kenway.
“Kau tahu dimana Connor Kenway?” Tanya Alex
setelah mendengar penjelasan itu. “terakhir kali terlihat Ia sedang membunuh
tentara inggris yang menyerang kota ini.” Jawab William sambil terus
mempertajam senjata Alex. “Ya aku tahu itu... Para Assassins di Inggris membunuh beberapa jendral untuk membuat mereka
kewalahan dan memilih untuk mundur. Kupikir rencana itu akan berhasil namun
hasilnya sia-sia.” “ya mereka berpikir itu ulah Assassins yang ingin
menghancurkan rencana mereka.” Ucap William sambil mengingat-ingat saat Ia
mencari Informasi di Camp Inggris di sekitar perbatasan kota Boston.
Setelah menunggu 2 jam Senjata Alex kini
sudah tajam dan mengkilap kembali. “Ini” ucap Alex sembari menaruh Uang di atas
meja “Terima kasih William” “Sama-sama Sir”
jawab William sebelum Alex menutup pintu.
“Sudah malam ternyata. Aku harus mencari
penginapan” pikir Alex saat keluar toko pandai besi dan melihat keadaan
sekitarnya gelap dan hanya diterangi lampu-lampu jalan. Dan, Setelah berjalan
cukup jauh Alex pun menemukan penginapan yang lumayan bagus. Ia pun memilih
untuk menginap di penginapan itu selama Ia ada dikota Boston ketimbang tidur di
atap-atap rumah.
Baru saja Alex tertidur beberapa menit.
Tiba-tiba terbangun karena ada suara ketukan pintu. “Permisi...” “silahkan
masuk” teriak Alex setengah mengantuk “paling hanya service kamar” pikir Alex.
Namun, perkiraan Alex salah 100%. Ketika Alex hendak melanjutkan tidurnya
tiba-tiba sebuah tangan mengelus pipinya. Alex yang kaget dengan cepat
menangkap tangan itu dan melihat orang yang mengelus pipinya.... “Hai Alex..”
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
“Teressa kenapa kau ada disini?!?!” Tanya
Alex ketika melihat orang mengelusnya adalah Teressa. “aku hanya menyusulmu”
jawab Teressa santai. “bagaimana kau menemukan aku?” “Mudah saja, pertama aku
sampai 1 jam setelah kau sampai. Saat Aku sedang berjalan dikota aku melihat
banyak orang berkerumun dan saat kulihat adalah mayat yang kelihatannya seperti
bandit. Dan, saat kulihat luka tusuknya mirip dengan luka tusuk hidden blade.
Dan didekat situ pula ada toko pandai besi. Karena aku ingin membuat kejutan maka
aku tunggu kau di gang didekat pandai besi itu. Dan saat kau keluar aku ikuti
dan sampai sini.”
“Alex, aku lelah..” ucap Teressa dengan
lemah. “sudah pasti kau lelah.” Kata Alex saat mendengar Teressa mengucapkan hal tersebut. “kau tidur disini
saja” kata Alex lagi sembari menepuk tempat kosong disampingnya dan bergeser
sedikit. “Dasar Mesum” ucap Teressa ketika mendengar hal itu. “Tapi, Tak
apalah...” ucap Teressa lagi sambil berbaring dikasur dan melepas kacamatanya
lalu menyelimuti dirinya.
Pagi harinya Alex meninggalkan Teressa yang
masih kelelahan untuk pergi menjalankan misi dari Masternya. Misinya kali ini
Membunuh para jendral-jendral Inggris yang menyerang kota Boston. “Sebaiknya
aku meminjam kuda untuk hari ini.” Pikir Alex ketika Ia melweati kandang kuda. Setelah
ber negosiasi dengan penyewa kuda. Akhirnya, Alex mendapat kuda yang staminanya
bagus dengan harga rendah. Setelah Ia mendapat kuda dan Pelana sudah terpasang
ia menaikinya. Kemudian ia memacu kudanya kearah pinggiran kota boston.
Akhirnya Alex sampai diperbatasan kota
Boston setelah memacu kudanya selama 30 menit. Alex tidak langsung menyerang
perkemahan Tentara Inggris yang sedang dijaga ketat karena sedang mengadakan
Rapat tentang mundurnya tentara Inggris di kota New york. Tetapi, Alex
melihat-lihat dan mempelajari struktur penjagaan perkemahan tersebut.
“Aku harus menyerang Perkemahan itu
sendiri. Pasukan Amerika Sialan!! Mereka memburu Persaudaraan Assassins untuk
mengamankan kota New york dan mengacuhkan Boston. Bagaimana agar aku dapat
menghabisi mereka?” kata Alex dalam hati sambil berjongkok diantara semak
belukar. “aku dapat ide!! Sebaiknya aku tanyakan William apa dia mau bergabung”
Kemudian, Alex pergi dengan kudanya kearah
toko milik William. “William!!” teriak Alex sambil terus mengetuk pintu toko
itu. “Ada Apa Alex?” ucap William saat membuka pintu dan melihat bahwa tamunya
adalah Alex. “Kau mau Bantu aku membasmi tentara Inggris?” tawar Alex ke
William saat sudahdipersilahkan masuk kedalam toko. “Tentu saja aku mau! Tunggu
sebentar aku akan bersiap siap dulu” “oh ya. Bawa 1 senapan single shot aku
pnya ide yang bagus”
Pada malam harinya, Ia menyempatkan diri
untuk pulang ke penginapan dan menulis surat kepada Adiknya. Dan mencium pipi
Teressa yang baru saja pulang dari berbelanja. “Alex kau tidak mau makan?”
Tanya Teressa saat melihat Alex dan William beranjak pergi. “dan kau. Siapa
namamu?” “William. Nona” Ucap William memperkenalkan diri sembari membungkuk.
“tidak usah formal begitu”. “Aku pergi dulu” kata Alex ketika William sudah
berada diluar kamar dan menunggu Alex keluar. “Hati-hati dan kembalilah dengan
selamat. Jika tidak... kau tidak akan kumaafkan” “Baiklah”
Tepat pukul 12. Alex dan William sudah
bersiap di semak belukar tempat Alex mengintai tadi siang. Alex sedang membidik
tong mesiu yang berada di sekitar perkemahan. Sedangkan William baru saja
kembali dari Perkemahan inggris dengan sedikit luka gores di bahu. “Kau tidak
apa-apa?” Tanya Alex saat melihat bahu William mengeluarkan darah. “tidak apa
apa ini hal yang biasa” jawab William denga santai “Kau sudah melakukan apa
yang kukatakan tadi?” Tanya Alex dengan serius. “Sudah” “Bagus kalau begitu
sekarang pestanya... bersiap-siap saat mereka porak-poranda kita serang”
tiba-tiba
Srek... Srek...
“Siapa disana?!” Tanya William saat
mendengar suara semak-semak yang terinjak. “Con-Connor!” kata William kaget
setelah melihat siapa yang datang. “Sir Connor,
ini Alex” “Alex ini Connor” ucap William memperkenalkan Alex dan Connor yang
disambut dengan anggukan kedua-duanya. “aku sudah mendengar reputasimu Alex
Hawkeye. Dan rencanamu untuk menyerang perkemahan inggris sangat bagus.” Ucap
Connor setelah mendengar rencana Alex. “Baiklah, kalau begitu kita mulai..”
Alex pun membidik tong didekat tenda pertama dengan hati hati dan...
DUAR!!! DUAR!!! DUAR!!!
Ledakan beruntun karena bubuk mesiu yang
ditaburkan William untuk menyatukan tong-tong mesiu itupun memporak-porandakan
perkemahan. Dan, pada saat perkemahan itu panik Alex, Connor, dan William
menyerang dengan Liar. Dan, tentu saja Pihak Assassins lebih unggul dalam segi
fisik dan mental. Setelah Alex dan Connor membakar tenda-tenda akhirnya mereka
ber-3 kembali keaktifitas sebelumnya. Alex kembali ke Teressa dan melamarnya
agar menikah saat kembali ke Inggris. Connor kembali menghilang. Dan, William
kini mempunyai banyak pelanggan dari kota Boston. Karena warga kota ingin
membasmi sisa-sia tentara Inggris dengan senjata yang sudah ditajamkan.
Boston,
Massachusetts 01-01-1725
Akhirnya, selama dua bulan berada di Boston
Alex dan Teressa memutuskan kembali Inggris. “Jika rambutmu panjang kau semakin
cantik ya” goda Alex saat mereka naik kekapal. “Terimakasih atas pujiannya” Ucap
Teressa sembari memeluk lengan kanan Alex dan menyenderkan kepalanya dibahu
kiri Alex.
Dan, pada akhirnya matahari, dan semilir
angin menjadi saksi bisu atas dua orang yang akan menjadi kekasih nantinya.
THE END